Design Thinking untuk UMKM, Bagaimana Penerapannya?

Share your love

Dalam dunia desain produk, design thinking adalah suatu konsep yang cukup familiar. Dalam konteks UMKM, design thinking merupakan konsep ideal untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh UMKM, terutama jika permasalah tersebut berhubungan dengan produk. Pelaku UMKM yang dapat menerapkan design thinking dalam usahanya akan memperoleh nilai tambah tersendiri karena mampu memecahkan permasalahan berdasarkan kebutuhan penggunanya.

Apa itu design thinking?

Secara definisi menurut Tim Brown, CEO IDEO, Design Thinking adalah pendekatan yang berpusat pada manusia (human-centered) dalam membuat suatu inovasi. Pendekatan ini dilakukan dengan cara menggali penyebab dari suatu masalah hingga menemukan permasalahan sebenarnya, dengan demikian akan mendorong untuk merancang sebuah inovasi berupa solusi yang baru.

Contoh pemanfaatan design thinking di antaranya adalah pembuatan sebuah aplikasi online dengan penggunaan yang nyaman dan tidak membuat bingung. Contoh lainnya yaitu membuat sebuah produk kursi dengan bentuk yang ergonomis, sehingga pengguna betah berlama-lama tanpa merasakan sakit punggung. 

Seiring berjalannya waktu, metode ini mulai diterapkan dalam dunia bisnis. 

Langkah–Langkah Design Thinking

Dalam melakukan pendekatan human-centered, design thinking memiliki kerangka proses berupa 5 tahap yang harus dilewati. Secara umum tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Empathize (Berempati)

Empati adalah hal yang paling dasar dalam melakukan tahapan design thinking. Melakukan observasi terhadap pengguna akan menghasilkan informasi mengenai akar permasalahan yang dihadapi, sehingga akan merumuskan solusi yang efektif untuk permasalahan tersebut. 

Pada tahap ini Anda dapat merancang pemetaan dimulai dari target pelanggan, persona pelanggan (representasi fiksi pembeli dan pengguna produk Anda), dan pandangan yang objektif mengenai audiens. Langkah yang dapat ditempuh untuk tahap ini di antaranya adalah riset kompetitor, menyebar kuesioner, dan wawancara dengan calon target pelanggan/audiens. 

  1. Define (Mendefinisikan)

Define berfokus pada mendefinisikan masalah. Dari hasil yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya, dapat didefinisikan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh target pelanggan Anda. Proses define dilakukan untuk memvalidasi kembali tentang masalah utama, apakah sudah sesuai dengan konteks dan kebutuhan bisnis Anda atau belum?

Namun perlu dicatat, pada konsep design thinking, proses mendefinisikan masalah harus berpusat kepada customer/pengguna (human-centered) bukan business goals (tujuan bisnis).

  1. Ideate (Penciptaan ide)

Ideate adalah tahapan design thinking yang selanjutnya. Ideate maksudnya merancang solusi dari masalah yang sudah terdefinisikan. Tidak hanya solusi tunggal, Anda juga harus merancang solusi alternatif. Ide atau solusi yang dilahirkan sebaiknya tidak memiliki batasan agar tercipta solusi yang kreatif, unik dan baru. Tidak menutup kemungkinan solusi Anda bisa menjadi sebuah inovasi.

Setelah mengidekan beberapa solusi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan, selanjutnya adalah mengevaluasi dan memilih ide terbaik yang akan dijalankan.

  1. Prototype (Purwarupa)

Prototype merupakan tahapan untuk membuat gambaran secara lebih rinci atas solusi yang telah diidekan. Walaupun prototype masih berbentuk sangat sederhana namun dapat menggambarkan ide solusi yang nantinya akan dibuat secara lengkap. Prototype merupakan sampel, tidak perlu sempurna tetapi harus cukup layak untuk dilakukan uji coba, baik uji coba ke pasar maupun uji coba internal.

  1. Testing (Pengujian)

Tahap ini dilakukan untuk melakukan pengujian serta validasi atas prototype yang sudah dibuat. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah prototype yang telah dibuat sudah menjawab permasalahan dari pelanggan.

Umpan balik dari tahap ini merupakan hal yang sangat membantu untuk meningkatkan performa dari produk Anda. Untuk mendapatkan umpan balik yang diharapkan, Anda dapat melakukan pengujian ini kepada pasar secara langsung. 

Apabila seluruh tahapan design thinking telah dilakukan dan masih terdapat masalah, maka harus tetap dilakukan perbaikan dengan mencari solusi dan kemudian diuji kembali hingga produk benar-benar telah efektif dan menjawab masalah yang terjadi. Proses berulang-ulang ini disebut sebagai iterasi. Iterasi yang optimal akan menciptakan sebuah inovasi. Karena pada dasarnya, konsep design thinking adalah iterasi yang terus-menerus dilakukan sehingga tercipta sebuah inovasi.

Manfaat Penerapan Design Thinking

Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh dari penerapan design thinking dalam menjalankan bisnis UMKM, antara lain :

  1. Pemilik bisnis dapat memahami permasalahan pelanggan atau pengguna secara lebih mendalam. Dengan memahami permasalahan pelanggan maka solusi yang dikeluarkan akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
  2. Mengurangi resiko kegagalan terhadap solusi produk yang telah dibuat. Riset dan pengembangan produk yang mendalam dapat meningkatkan keberhasilan produk di pasar.
  3. Proses design thinking yang optimal dapat menghasilkan solusi yang tepat. Ditambah proses iterasi yang terjadi akan menghadirkan hasil akhir berupa solusi yang tepat sasaran.
  4. Kumpulan ide solusi yang dihasilkan berasal dari banyak pemikiran. Hal ini akan memperluas rancangan solusi yang nantinya akan diterapkan. Ide solusi yang berasal dari berbagai macam pemikiran tentunya lebih komprehensif dan lengkap untuk mendapatkan hasil terbaik.
Share your love